KISAH INSPIRATIF GURU " MAN JADDA WA JADA"

 

Kisah Inspiratif Guru

Oleh : Nispu Laili Hubbi, S.Pd

MTs Negeri 1 Lombok Tengah

IMG_20210922_164120.jpg

MAN JADDA WA JADA.... !

Perjuangan tak kenal batas dan waktu. Janji Allah itu pasti bahwa siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Tak mudah memang menggapai sebuah cita, namun kesungguhanlah yang mengantarkanku menuju sebuah kesuksesan. Suka duka telah ku lewati semua. Satu hal yang kutanamkan dalam diri “tidaklah mungkin Allah akan diam melihat kesungguhan dari hamba-Nya, melainkan keberhasilan sebagai ganjarannya”.

Suatu hari tepatnya delapan tahun yang lalu, tiba-tiba tetanggaku datang ke rumah menawariku untuk menjadi guru privat untuk mengajar anaknya membaca Al-qur’an. Maklum orangtunaya sibuk dan tidak  punya waktu untuk mengajari anaknya sendiri.Anaknya tinggal bersama kakek neneknya yang rumahnya tidak jauh dari kampusku. Rp.5.000 per jam adalah honor yang ku peroleh. Cukuplah untuk ongkosku pulang-pergi ke kampus. Tak jarang aku berjalan kaki pulang, karena sering ketinggalan angkot. Makanya saat jam sudah menunjukan pukul 17.30 perasaanku mulai was-was, takutnya tidak ada angkot yang berlalu lalang dari Pancor menuju Kelayu. Sedikit memang tapi bukan itu yang menjadi tujuan utamaku. Cukuplah ilmu yang ku peroleh sejak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah sampai perguruan tinggi bisa bermanfaat untuk orang lain.

Hari pertamaku menjadi guru privat dan bapak mengantarku ke tempat tujuan dengan sepeda motor tua miliknya. Ditengah perjalanan turunlah hujan yang lebat, yang membuat waktu molor, namun tak menyurutkan semangatku untuk pergi mengajar. Hujanpun reda ku lanjutkan lagi perjalanan. Sesampai di rumah itu, ada perasaan grogiku ,mungkin karena hari pertama. Aku sangat bersyukur karena bapak setia menungguku sampai selesai.

Keesokan harinya, sepulang kuliah aku langsung ke tempat mengajar, hari pertama,kedua dan ketiga masih berjalan dengan lancar. Hari keempat, kali ini aku berangkat dari rumah menggunakan angkot, karena hari ini tidak ada jadwal perkuliahan.Bapak tak bisa mengantarku, karena ada pekerjaan lain. Sesampai dirumah itu, ku ketuk pintu gerbang beberapa kali, sepi tidak ada sahutan. Akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka gerbang dan masuk. Lima menit kemudian sang nenek keluar,”Mohon maaf bu ustdazah, tadi si Aldi keluar main-main ke mini mall yang disana, bisa ustdzah yang panggil sendiri,minta tolongnggih”. Ustdazah panggilan akrabku dari sang nenek, kok berat sekali rasanya dipanggil Ustadzah, rasanya belum pantas. Akhirnya aku keluar mencari anak itu dan ternyata ku dapati ia sedang menikmati permainannya. “Dek, ayo kita pulang, kita ngaji dulu nggih, sebentar aja, nanti dilanjuti lagi” dengan berat anak ini mau ku ajak pulang. Ketika proses pembelajaran berlangsung, seperti biasa sang nenek menyuguhkanku dengan sepotong roti dan secangkir teh hangat. Tiba-tiba sang nenek berucap “Ustdzah bisa tidak cucu saya diajarkan pelajaran yang disekolahnya juga.” ‘NggihInsyaallah bisa, Nek” sahutku.Nyatanya tiap kali mau mengajar sering kali ku dapati Aldi asyik main di mini mall yang tidak jauh dari rumahnya, yang ujung-ujungnya aku sendiri yang pergi mencari cucunya.

Suatu hari sang nenek melihatku membuka leptop dan memutarkan video edukasi untuk cucunya Aldi. Tiba-tiba ia menegurku untuk tidak menggunakan leptop, katanya itu sangat menggagu dan banyak main-mainnya. Mendengar sang nenek yang protes, akhirnya leptop kumatikan.  Sulit memang menghadapi orang-orang yang masih tabu mengenai perkembangan teknologi. Padahal aku hanyaingin mencoba menerapkan metode pembelajaran yang asyik agar cucunya cepat paham dan tidak cepat bosan. Karena berdasarkan pengamatan yang ku lakukan beberapa hari ini, cucunya ini memiliki tipe belajar kinestetik harus disuguhkan sesuatu yang menarik agar ia tidak bosan dan cepat paham.

 Kurang lebih 3 bulan berlangsung, aku menjadi guru privat cucunya. Akhirnya ku putuskan untuk berhenti menjadi guru privat dan memilih fokus untuk kuliah.

Dua tahun berlalu tepatnya tahun 2016, kini aku sedang menikmati kesibukanku menyusun skripsi. Ditengah kesibukanku menyusunskrispsi, tiba-tiba HP ku berdering. Ternayata yang menelpon adalah guru Tsanawiyahku dulu. Ia memintaku untuk bekerja di Madrasah dan besok pagi agar ke Madrasah  untuk ikut rapat. Aku menyanggupinya dengan senang hati. Sudah tak sabaran menunggu pagi, ku ceritakan kabar baik ini kepada kedua orangtuaku. Mereka senang sekali. Keesokan harinya di Madrasah salah seorang guru menyapaku, “Mohon maaf ustazah, honor disini tidak seberapa, semoga betah disini ya”. Mendengar guruku ini berucap demikian, aku tersenyum. “Bisa melangkahkan kakiku kembali disini untuk mengabdikan diri itu sudah lebih dari cukup dan kita bersama-sama membangun madrasah tercinta ini,pungkasku sambil tersenyum. Senang rasanya bisa mengabdi di almamaterku sendiri. Bagiku ini adalah sebuah kehormatan.

Hari demi hari kulalui di tempat pengabdianku ini, di MTs. Muallimat NWDI Kelayu menjadi pustakawan dan guru BK. Madrasah dengan 6 rombel kelas ini telah memberikanku banyak pengalaman.Sikap kekeluargaan yang ada membuatku betah. Kesungguhan terus ku tanamkan dalam bekerja. Beberapa kesempatan aku dipercaya mendampingi siswa untuk mengikuti lomba Pramuka, yang mengharuskanku menginap untuk beberapa hari dan terpisah dari orangtua. Survival kehidupan dengan pramuka, membuatku semakin mandiri dan bertanggung jawab dengan siswi-siswiku.

Satu tahun kemudian tepatnya bulan Juli tahun 2017 tawaran untuk mengajar datang lagi, aku diajak bergabung menjadi salah satu guru Diniyah di MSDI Awwaliyah NWDI yang ada di Kelayu. Paginya aku habiskan waktu untuk mengajar di Tsanawiyah, siangnya ku habiskan waktu untuk mengajar anak-anak ilmu agama.

Capek.. ? ya capek, tiada waktu untuk berleha-leha ! Kadang aku merasa bersalah tidak bisa membantu ibu untuk sekedar mengurus pekerjaan rumah. Tapi ibuku orang yang luar biasa, beliau sangat mendukung pekerjaanku.

Tak jarang sepulang mengajar dari Tsanawiyah, aku langsung pergi ke MSDI, seakan makansiang ku biarkan berlalu. Sampai aku lupa bagaiamana rasanya tidur siang. Karena anak-anak telah menanti kehadiranku disana bersama guru yang lain. Kadang guru-guru tidak berkesempatn hadir mengisi kelas, jadi aku dan adik perempuanku yang kebetulan juga mengajar di tempat yang sama denganku mengambil alih.

Menghadapi beberapa kelas dalam satu waktu tidaklah mudah. Pusingnya luar biasa, tapi anak-anak harus belajar agar kehadirannya tidak sia-sia. Kadang siswa-siswa kelas 1,2 dan 3 ku kumpulkan menjadi satu kelas untuk membaca ayat-ayat pendek, atau  kuceritakan kisah-kisah nabidan mereka senang sekali.

Pernah ku dengar beberapa orangtua siswa mengeluh, karena seringnya mereka dapati kelas kosong saat Diniyah. “Kemana sih ustadz dan ustadzahnya, udah digaji, kerjaannya malas”. Mendengar mereka berucap  demikian, membuatku sangat malu, seperti tamparan keras dipipi kananku. Satu makan nangka semua kena getah, inilah pepatah yang tepat saat itu.  Andai mereka tau berapa honor kami sebulan, mereka pasti akan berpikir seribu kali untuk berucap demikian. MSDI tempatku mengajar anak-anak ngaji siang ini, merupakan lembaga pendidikan yang biayanya gratis, tidak ada pungutan biaya apapun.

Satu tahun berlalu, keadaan MSDI semakin memprihatinkan, satu persatu guru mengundurkan diri. Aku juga sempat berfikir demikian, tapi kalau berhenti, siapa yang mengajar mereka ? Sedangkan pemuda-pemudi di kampungku, tiada yang berminat menjadi guru diniyah. Ditengah kegalauanku, kembali aku ditawari untuk menjadi pengasuh di TPQ Al-Umary Kelayu, tepatnyaAgustus 2018. Karena TPQ sedang kekuarangan pengasuh Apakah aku terima tawaran ini atau tidak ? tanyaku. Waktu mengajarnyamagrib,setidaknya tidak mengganggu aktifitasku yang lain. Akhirnya aku bertanya sama orangtuaku, ternyata mereka sangat mendukung. “Nak, ini kesempatanmu tidak banyak gadis sepertimu diluaran sana yang sama denganmu, pergunakanlah waktu mudamu sebaik mungkin dengan hal-hal yang berguna”. Bismillah akhirnya aku terima tawaran itu. Beberapa bulan kemudian adik perempuanku juga direkrut menjadi pengasuh TPQ. Selama menjadi pengasuh TPQ banyak pengalaman yang ku peroleh.

Kesibukan yang ku  lalui benar-benar membuatku lupa dengan romantika cinta. Benar-benar diriku ditempa dengan pengalaman yang luar biasa, terlebih saat Lombok diguncang gempa tahun 2018. Aku dihadapkan dengan kesibukan yang luar biasa, disisi lain aku harus mengajar di tiga tempat dan disisi lainnya aku bersama remaja masjid yang lain harus mengadakan penggalangan dana untuk membantu korban bencana gempa yang menimbulkan banyak korban dan traumatis. Dilema dengan kesibukan yang ada, tapi bersyukur masih bisa memberikan manfaat untukorang lain.

Secara bersamaan keluarlah informasi mengenai pembukaan CPNS tahun 2018 yang dibagikandi media sosial dan media cetak. Satu persatu informasi ini ku baca dan ternyata ada formasi untuk guru BK di daerahku. Dengan semangatnya aku urus semua persyaratan yang dibutuhkan dan mencari berbagai literatur terkait soal-soal CPNS. Akhirnya aku menjatuhkan pilihanku di Kemenag Provinsi NTB setelah mengalami berbagai pertimbangan. Benar-benar ku pergunakan sebaik mungkin kesempatan ini dengan belajar dan terus belajar. Proses perekrutan CPNS kali ini berbeda dengan yang dulu, dimana integritas dan kejujuran di utamakan. Mereka yang lolos tes CPNS adalah orang-orang terpilih dan murni dari kemampuan mereka. Karena tes CAT tidak mudah, dimana begitu selesai ujian nilai langsung muncul. banyak yang tidak lulus passing grade. Namun pada akhirnya ada kebijakan nilai passing grade diturunkan, dan aku salah satu orang yang lulus dan bisa lolos ke tes SKB berikutnya. Pada saat tes SKB yakni tes psikotes, tes mikroteaching dan wawancara, aku berusaha mengeluarkan segenap kemampuan dan akhirnya bisa lulus. Tak bisa ku tahan air mata, rasa suka cita dan berkah doa dari orangtua yang mngantarkanku ke gerbang kesuksesan.

Berbagai spekulatif negatif bermunculan dari orang-orang sekitarku yang merasa iri. Mereka mengira aku lulus CPNS karena menyogok. Padahal mereka tidak tau bagaimana prosesperekrutan CPNS tahun 2018 yang sebenarnya. SMS bahasa orang iri, senang melihat orang susah, susah melihat orang senang. Hai Haters..itu derita lho..Ingin ku pinjam lirik lagunya Kotak band untuk menggambarkan kondisi orang-orang seperti itu.

Singkat cerita, kini aku bertugas di MTs Negeri 1 Lombok Tengah sebagai ASN guru BK. Menjadi guru BK tak mudah, perspektif miring mengenai guru BK yang dianggap polisi sekolah, guru BK seram dan galak tak sedikitpun membuatku goyah. Munculnya perspektif miring mengenai guru BK telah dinodai oleh oknum-oknum yang gagal dalam memahami arti Bimbingan dan Konseling itu sendiri. Kini aku bersama rekan guru BK yang lain sedang berusaha mewujudkan BK yang ramah dengan siswa. "BK sahabat siswa" impian kita bersama. Semoga kelak impian ini bisa terwujud dan menghapus perepektif miring mengenai guru BK yang sudah mengakar dibenak orang lain.

Pernah suatu hari, ketika salah satu rekan seprofesiku sedang mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa untuk membahas kasus pencurian HP. Saat berlangsung proses pembahasan kasus siswa, seorang ibu berkacamata itu bergumam " Nauzubillah masuk ruang BK, semoga jangan sampai anak kita kena masalah lagi'. Mendengar ibu itu berucap demikian jantungku berdegup kencang, entah apa yang membisikkan ketersinggungan ini menggema. Bu.. seharusnya anda bersyukur dan berterimakasih dengan masuknya anak ibu ke ruang BK, ibu jadi tau masalah dan keadaan anak ibu yang sebenarnya. Bukan malah berucap demikian seakan ruang BK itu tempat yang menyeramkan. Apakah kami pernah memukul dan menghardik anak ibu? Tidak.. !

Terlepas dari hal itu aku sangat menikmati profesiku menjadi guru BK yang setiap hari sibuk membimbing dan membantu siswaku keluar dari permasalahan yang sedang mereka alami, agar mereka menjadi orang baik dan sadar.Menghadapi anak-anak yang nakal dan bermasalah dengan latar belakang yang berbeda, membuat hati kadang diuji kesabarannya. Namun hadirkanlah gambaran bahwa diantara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju Syurga !

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

IMG_20210922_070207.jpgProfil Penulis

Nispu Laili Hubbi.

Penulis lahir di Kelayu, tanggal 8 Februari 1993. Penulis tercatat sebagai ASN di MTs Negeri 1 Lombok Tengah sebagai guru BK, sejak Mei 2019 sampai saat ini. Perjalanan karirnya pernah menjadi Guru dan Pustakawan di MTs Muallimat NWDI Kelayu dari tahun 2016- 2019. Menjadi guru Ngaji di MSDI  Awwaliyah NWDI V Kelayu dari tahun 2017-2019. Menjadi Pengasuh di TPQ Al-Umary Kelayu sejak tahun 2018-2019. Anggota aktif di Remaja Masjid Jami’ Al-Umary Kelayu dari tahun 2017-2019. Man jadda wa jada sebagai moto dalam hidupnya.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini