KISAH INSPIRATIF GURU " MAN JADDA WA JADA"
Kisah Inspiratif Guru
Oleh : Nispu Laili Hubbi, S.Pd
MTs Negeri 1 Lombok Tengah
MAN
JADDA WA JADA.... !
Perjuangan tak kenal batas dan waktu. Janji Allah itu pasti bahwa
siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Tak mudah memang menggapai sebuah
cita, namun kesungguhanlah yang mengantarkanku menuju sebuah kesuksesan. Suka
duka telah ku lewati semua. Satu hal yang kutanamkan dalam diri “tidaklah
mungkin Allah akan diam melihat kesungguhan dari hamba-Nya, melainkan
keberhasilan sebagai ganjarannya”.
Suatu hari tepatnya delapan tahun yang lalu, tiba-tiba tetanggaku
datang ke rumah menawariku untuk menjadi guru privat untuk mengajar anaknya
membaca Al-qur’an. Maklum orangtunaya sibuk dan tidak punya waktu untuk mengajari anaknya
sendiri.Anaknya tinggal bersama kakek neneknya yang rumahnya tidak jauh dari
kampusku. Rp.5.000 per jam adalah honor yang ku peroleh. Cukuplah untuk
ongkosku pulang-pergi ke kampus. Tak jarang aku berjalan kaki pulang, karena
sering ketinggalan angkot. Makanya saat jam sudah menunjukan pukul 17.30
perasaanku mulai was-was, takutnya tidak ada angkot yang berlalu lalang dari
Pancor menuju Kelayu. Sedikit memang tapi bukan itu yang menjadi tujuan
utamaku. Cukuplah ilmu yang ku peroleh sejak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah
sampai perguruan tinggi bisa bermanfaat untuk orang lain.
Hari pertamaku menjadi guru privat dan bapak mengantarku ke tempat
tujuan dengan sepeda motor tua miliknya. Ditengah perjalanan turunlah hujan
yang lebat, yang membuat waktu molor, namun tak menyurutkan semangatku untuk
pergi mengajar. Hujanpun reda ku lanjutkan lagi perjalanan. Sesampai di rumah
itu, ada perasaan grogiku ,mungkin karena hari pertama. Aku sangat bersyukur
karena bapak setia menungguku sampai selesai.
Keesokan harinya, sepulang kuliah aku langsung ke tempat mengajar,
hari pertama,kedua dan ketiga masih berjalan dengan lancar. Hari keempat, kali
ini aku berangkat dari rumah menggunakan angkot, karena hari ini tidak ada
jadwal perkuliahan.Bapak tak bisa mengantarku, karena ada pekerjaan lain.
Sesampai dirumah itu, ku ketuk pintu gerbang beberapa kali, sepi tidak ada
sahutan. Akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka gerbang dan masuk. Lima
menit kemudian sang nenek keluar,”Mohon maaf bu ustdazah, tadi si Aldi keluar
main-main ke mini mall yang disana, bisa ustdzah yang panggil sendiri,minta
tolongnggih”. Ustdazah panggilan akrabku
dari sang nenek, kok berat sekali rasanya dipanggil Ustadzah, rasanya belum
pantas. Akhirnya aku keluar mencari anak itu dan ternyata ku dapati ia sedang
menikmati permainannya. “Dek, ayo
kita pulang, kita ngaji dulu nggih, sebentar
aja, nanti dilanjuti lagi” dengan berat anak ini mau ku ajak pulang. Ketika
proses pembelajaran berlangsung, seperti biasa sang nenek menyuguhkanku dengan
sepotong roti dan secangkir teh hangat. Tiba-tiba sang nenek berucap “Ustdzah bisa tidak cucu saya diajarkan
pelajaran yang disekolahnya juga.” ‘NggihInsyaallah
bisa, Nek” sahutku.Nyatanya tiap kali mau mengajar sering kali ku dapati Aldi
asyik main di mini mall yang tidak jauh dari rumahnya, yang ujung-ujungnya aku
sendiri yang pergi mencari cucunya.
Suatu hari sang nenek melihatku membuka leptop dan memutarkan video
edukasi untuk cucunya Aldi. Tiba-tiba
ia menegurku untuk tidak menggunakan leptop, katanya itu sangat menggagu dan
banyak main-mainnya. Mendengar sang nenek yang protes, akhirnya leptop
kumatikan. Sulit memang menghadapi
orang-orang yang masih tabu mengenai perkembangan teknologi. Padahal aku
hanyaingin mencoba menerapkan metode pembelajaran yang asyik agar cucunya cepat
paham dan tidak cepat bosan. Karena berdasarkan pengamatan yang ku lakukan
beberapa hari ini, cucunya ini memiliki tipe belajar kinestetik harus disuguhkan sesuatu yang menarik agar ia tidak
bosan dan cepat paham.
Kurang lebih 3 bulan
berlangsung, aku menjadi guru privat cucunya. Akhirnya ku putuskan untuk
berhenti menjadi guru privat dan memilih fokus untuk kuliah.
Dua tahun berlalu tepatnya tahun 2016, kini aku sedang menikmati
kesibukanku menyusun skripsi.
Ditengah kesibukanku menyusunskrispsi,
tiba-tiba HP ku berdering. Ternayata yang menelpon adalah guru Tsanawiyahku
dulu. Ia memintaku untuk bekerja di Madrasah dan besok pagi agar ke
Madrasah untuk ikut rapat. Aku
menyanggupinya dengan senang hati. Sudah tak sabaran menunggu pagi, ku
ceritakan kabar baik ini kepada kedua orangtuaku. Mereka senang sekali.
Keesokan harinya di Madrasah salah seorang guru menyapaku, “Mohon maaf ustazah,
honor disini tidak seberapa, semoga betah disini ya”. Mendengar guruku ini
berucap demikian, aku tersenyum. “Bisa melangkahkan kakiku kembali disini untuk
mengabdikan diri itu sudah lebih dari cukup dan kita bersama-sama membangun
madrasah tercinta ini,pungkasku sambil tersenyum. Senang rasanya bisa mengabdi
di almamaterku sendiri. Bagiku ini adalah sebuah kehormatan.
Hari demi hari kulalui di tempat pengabdianku ini, di MTs.
Muallimat NWDI Kelayu menjadi pustakawan dan guru BK. Madrasah dengan 6 rombel
kelas ini telah memberikanku banyak pengalaman.Sikap kekeluargaan yang ada
membuatku betah. Kesungguhan terus ku tanamkan dalam bekerja. Beberapa
kesempatan aku dipercaya mendampingi siswa untuk mengikuti lomba Pramuka, yang
mengharuskanku menginap untuk beberapa hari dan terpisah dari orangtua. Survival kehidupan dengan pramuka,
membuatku semakin mandiri dan bertanggung jawab dengan siswi-siswiku.
Satu tahun kemudian tepatnya bulan Juli tahun 2017 tawaran untuk mengajar
datang lagi, aku diajak bergabung menjadi salah satu guru Diniyah di MSDI
Awwaliyah NWDI yang ada di Kelayu. Paginya aku habiskan waktu untuk mengajar di
Tsanawiyah, siangnya ku habiskan waktu untuk mengajar anak-anak ilmu agama.
Capek.. ? ya capek, tiada waktu untuk berleha-leha ! Kadang aku
merasa bersalah tidak bisa membantu ibu untuk sekedar mengurus pekerjaan rumah.
Tapi ibuku orang yang luar biasa, beliau sangat mendukung pekerjaanku.
Tak jarang sepulang mengajar dari Tsanawiyah, aku langsung pergi ke
MSDI, seakan makansiang ku biarkan berlalu. Sampai aku lupa bagaiamana rasanya
tidur siang. Karena anak-anak telah menanti kehadiranku disana bersama guru
yang lain. Kadang guru-guru tidak berkesempatn hadir mengisi kelas, jadi aku
dan adik perempuanku yang kebetulan juga mengajar di tempat yang sama denganku
mengambil alih.
Menghadapi beberapa kelas dalam satu waktu tidaklah mudah.
Pusingnya luar biasa, tapi anak-anak harus belajar agar kehadirannya tidak
sia-sia. Kadang siswa-siswa kelas 1,2 dan 3 ku kumpulkan menjadi satu kelas
untuk membaca ayat-ayat pendek, atau
kuceritakan kisah-kisah nabidan mereka senang sekali.
Pernah ku dengar beberapa orangtua siswa mengeluh, karena seringnya
mereka dapati kelas kosong saat Diniyah. “Kemana sih ustadz dan ustadzahnya,
udah digaji, kerjaannya malas”. Mendengar mereka berucap demikian, membuatku sangat malu, seperti
tamparan keras dipipi kananku. Satu makan nangka semua kena getah, inilah
pepatah yang tepat saat itu. Andai
mereka tau berapa honor kami sebulan, mereka pasti akan berpikir seribu kali
untuk berucap demikian. MSDI tempatku mengajar anak-anak ngaji siang ini,
merupakan lembaga pendidikan yang biayanya gratis, tidak ada pungutan biaya
apapun.
Satu tahun berlalu, keadaan MSDI semakin memprihatinkan, satu
persatu guru mengundurkan diri. Aku juga sempat berfikir demikian, tapi kalau
berhenti, siapa yang mengajar mereka ? Sedangkan pemuda-pemudi di kampungku,
tiada yang berminat menjadi guru diniyah. Ditengah kegalauanku, kembali aku
ditawari untuk menjadi pengasuh di TPQ Al-Umary Kelayu, tepatnyaAgustus 2018.
Karena TPQ sedang kekuarangan pengasuh Apakah aku terima tawaran ini atau tidak
? tanyaku. Waktu mengajarnyamagrib,setidaknya tidak mengganggu aktifitasku yang
lain. Akhirnya aku bertanya sama orangtuaku, ternyata mereka sangat mendukung.
“Nak, ini kesempatanmu tidak banyak gadis sepertimu diluaran sana yang sama
denganmu, pergunakanlah waktu mudamu sebaik mungkin dengan hal-hal yang
berguna”. Bismillah akhirnya aku
terima tawaran itu. Beberapa bulan kemudian adik perempuanku juga direkrut
menjadi pengasuh TPQ. Selama menjadi pengasuh TPQ banyak pengalaman yang ku
peroleh.
Kesibukan yang ku lalui
benar-benar membuatku lupa dengan romantika cinta. Benar-benar diriku ditempa
dengan pengalaman yang luar biasa, terlebih saat Lombok diguncang gempa tahun
2018. Aku dihadapkan dengan kesibukan yang luar biasa, disisi lain aku harus
mengajar di tiga tempat dan disisi lainnya aku bersama remaja masjid yang lain
harus mengadakan penggalangan dana untuk membantu korban bencana gempa yang
menimbulkan banyak korban dan traumatis.
Dilema dengan kesibukan yang ada, tapi bersyukur masih bisa memberikan manfaat
untukorang lain.
Secara bersamaan keluarlah informasi mengenai pembukaan CPNS tahun
2018 yang dibagikandi media sosial dan media cetak. Satu persatu informasi ini
ku baca dan ternyata ada formasi untuk guru BK di daerahku. Dengan semangatnya
aku urus semua persyaratan yang dibutuhkan dan mencari berbagai literatur
terkait soal-soal CPNS. Akhirnya aku
menjatuhkan pilihanku di Kemenag Provinsi NTB
setelah mengalami berbagai pertimbangan. Benar-benar ku pergunakan sebaik
mungkin kesempatan ini dengan belajar dan terus belajar. Proses perekrutan CPNS
kali ini berbeda dengan yang dulu, dimana integritas dan kejujuran di utamakan. Mereka yang lolos tes CPNS adalah orang-orang terpilih dan murni dari kemampuan mereka. Karena
tes CAT tidak mudah, dimana begitu selesai ujian nilai langsung muncul. banyak
yang tidak lulus passing grade. Namun
pada akhirnya ada kebijakan nilai passing grade diturunkan, dan aku salah satu
orang yang lulus dan bisa lolos ke tes SKB berikutnya. Pada saat tes SKB yakni
tes psikotes, tes mikroteaching dan wawancara, aku berusaha mengeluarkan
segenap kemampuan dan akhirnya bisa lulus. Tak bisa ku tahan air mata, rasa
suka cita dan berkah doa dari orangtua yang mngantarkanku ke gerbang
kesuksesan.
Berbagai spekulatif negatif bermunculan dari orang-orang sekitarku
yang merasa iri. Mereka mengira aku
lulus CPNS karena menyogok. Padahal mereka tidak tau bagaimana prosesperekrutan
CPNS tahun 2018 yang sebenarnya. SMS bahasa orang iri, senang melihat orang susah,
susah melihat orang senang. Hai Haters..itu derita lho..Ingin ku pinjam lirik
lagunya Kotak band untuk menggambarkan kondisi orang-orang seperti itu.
Singkat cerita, kini aku bertugas di MTs
Negeri 1 Lombok Tengah sebagai ASN guru BK. Menjadi guru BK tak mudah, perspektif miring mengenai guru BK yang
dianggap polisi sekolah, guru BK seram dan galak tak sedikitpun membuatku
goyah. Munculnya perspektif miring mengenai guru
BK telah dinodai oleh oknum-oknum yang gagal dalam memahami arti Bimbingan dan
Konseling itu sendiri. Kini aku bersama rekan guru BK yang lain sedang berusaha
mewujudkan BK yang ramah dengan siswa. "BK sahabat siswa" impian kita
bersama. Semoga kelak impian ini bisa terwujud dan menghapus perepektif miring
mengenai guru BK yang sudah mengakar dibenak orang lain.
Pernah suatu hari, ketika salah satu rekan
seprofesiku sedang mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa untuk membahas
kasus pencurian HP. Saat berlangsung proses pembahasan kasus siswa, seorang ibu
berkacamata itu bergumam " Nauzubillah masuk ruang BK, semoga jangan
sampai anak kita kena masalah lagi'. Mendengar ibu itu berucap demikian
jantungku berdegup kencang, entah apa yang membisikkan ketersinggungan ini
menggema. Bu.. seharusnya anda bersyukur dan berterimakasih dengan masuknya
anak ibu ke ruang BK, ibu jadi tau masalah dan keadaan anak ibu yang
sebenarnya. Bukan malah berucap demikian seakan ruang BK itu tempat yang
menyeramkan. Apakah kami pernah memukul dan menghardik anak ibu? Tidak.. !
Terlepas dari hal itu aku sangat menikmati profesiku menjadi guru BK yang setiap hari sibuk membimbing
dan membantu siswaku keluar dari permasalahan yang sedang mereka alami, agar
mereka menjadi orang baik dan sadar.Menghadapi anak-anak yang nakal dan
bermasalah dengan latar belakang yang berbeda, membuat hati kadang diuji
kesabarannya. Namun hadirkanlah gambaran bahwa diantara satu dari mereka kelak
akan menarik tangan kita menuju Syurga !
Profil Penulis
Nispu Laili Hubbi.
Penulis lahir di Kelayu, tanggal 8 Februari 1993. Penulis tercatat
sebagai ASN di MTs Negeri 1 Lombok Tengah sebagai guru BK, sejak Mei 2019
sampai saat ini. Perjalanan karirnya pernah menjadi Guru dan Pustakawan di MTs
Muallimat NWDI Kelayu dari tahun 2016- 2019. Menjadi guru Ngaji di MSDI Awwaliyah NWDI V Kelayu dari tahun 2017-2019.
Menjadi Pengasuh di TPQ Al-Umary Kelayu sejak tahun 2018-2019. Anggota aktif di
Remaja Masjid Jami’ Al-Umary Kelayu dari tahun 2017-2019. Man jadda wa jada sebagai moto dalam hidupnya.
Komentar
Posting Komentar